Perpustakaan Nasional Berjuang Optimalkan Program di Tengah Efisiensi Anggaran 2025

JAKARTA – Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas) harus menghadapi tantangan signifikan dalam pelaksanaan program kerja tahun 2025 akibat efisiensi anggaran sebesar Rp279,8 miliar. Anggaran yang semula direncanakan sebesar Rp721,68 miliar dipangkas menjadi Rp441,8 miliar.
Kepala Perpustakaan Nasional mengonfirmasi bahwa meskipun mengalami pemangkasan anggaran, lembaga ini tetap berkomitmen untuk mempertahankan program unggulan yang berdampak langsung pada masyarakat. “Program Satu Desa 1000 Buku dan penyediaan buku di tempat ibadah tetap berjalan sesuai rencana dengan target 10.000 lokus,” ujarnya.
Perpusnas juga meluncurkan inisiatif baru melalui KKN Tematik Literasi bekerja sama dengan kemdiktisaintek. Program ini akan melibatkan 10.000 hingga 15.000 mahasiswa untuk meningkatkan literasi di 1.000 lokus yang tersebar di seluruh Indonesia.
Di tengah keterbatasan, Perpusnas tetap memastikan layanan perpustakaan beroperasi normal, termasuk pada hari Sabtu dan Minggu. Upaya preservasi naskah kuno menjadi salah satu fokus utama mengingat sebanyak 8.400 naskah kuno di Perpusnas terancam rusak jika tidak segera dipreservasi karena faktor kelembaban tinggi di Indonesia.
Para anggota Komisi 10 DPR RI menekankan pentingnya efisiensi anggaran ini tidak mengorbankan kualitas layanan. “Perpustakaan merupakan garda terdepan dalam meningkatkan literasi nasional. Kita perlu memastikan pemangkasan anggaran tidak menghambat akses masyarakat terhadap informasi,” kata salah satu anggota komisi.
Salah satu langkah strategis yang direncanakan Perpusnas untuk tahun 2026 adalah implementasi sistem “One Nation, One Subscription” untuk akses jurnal internasional. Sistem ini diharapkan mempermudah perguruan tinggi di seluruh Indonesia mengakses jurnal internasional melalui satu pintu dengan biaya yang lebih efisien.
Isu kesejahteraan pustakawan di daerah juga menjadi perhatian. Saat ini, tunjangan pustakawan pelaksana hanya Rp350.000, jauh dari memadai mengingat peran penting mereka sebagai ujung tombak literasi di masyarakat.
Perayaan Hari Buku Sedunia pada tanggal 23 April lalu menjadi momentum penting bagi Perpusnas untuk kembali mengingatkan masyarakat tentang pentingnya literasi. Komisi 10 DPR RI mengajak masyarakat menjadikan buku sebagai sahabat dalam perjalanan menumbuhkan wawasan dan pembelajaran sepanjang hayat.

Tinggalkan Balasan